Peran Orang tua di kehidupan kita sangatlah penting dan
menentukan, karena Orang tua yang melahirkan kita, merawat dan membesarkan
hingga kita tumbuh menjadi remaja sampai kita dewasa dan bisa menikmati
kehidupan di Dunia ini.
Kisah yang saya tuliskan dan saya uraikan di sini,
merupakan lanjutan dari kisah nyata
kehidupan seseorang. Dimana saya akan melanjutkan menulis kisah kehidupan
sianak.
Sepulang dari rumahnya si Bapak Mantri, sakit demam yang
dialami si anak secara perlahan makin menurun drastis. Selama beberapa hari,
mereka merawat si anak dan memperhatikan kondisinya. Walau terkadang tensinya
normal dan dan terkadang jg naik lagi namun tdk separah yg dialami si anak
sebelumnya. Suatu hari ketika suhu badan sianak menaik lagi, Orang Tua si anak
bersama keluarga kembali di buat khawatir. Apalagi dengan Nenek si anak yang
begitu sangat menyayangi cucunya ini, terlebih karena si anak adalah cucu
pertama dari anak laki-lakinya yang paling tua. Karena ketakutan dan
kekhawatiran tersebut, si Nenek mengajak semua anggota keluarga untuk terus
berdoa demi kesembuhan dan keselamatan si anak. Seluruh isi rumah pun
berkumpul, dan si Nenek membagi dua tahapan doa. Pada tahap pertama, si Nenek
meminta Ibunya si anak (menantunya) untuk memimpin doa, dan pada tahap kedua
nantinya si Nenek sendiri yang akan memimpin doa dan yang lainnya ikut
mendoakan bersama.
Doa Sang Ibu (intinya saja);
“Tuhan, tolong Engkau sembuhkan penyakit yang di derita anakku, jamahlah
anakku dengan Tangan-Mu yang penuh kuasa. Tuhan, lewatkanlah anakku dari maut,
sekalipun kata pak Mantri dianya akan mengalami cacat. Saya ikhlas menerimanya
Tuhan, asal dia selamat dan tetap berada di tengah-tengah keluarga kami. Apapun
keadaannya saya akan terima, saya akan merawat dan menjaganya semampu saya dengan ikhlas asalkan anakku tetap hidup
dan ada di tengah-tengah keluarga kami, Amin!
Doa si Nenek (intinya saja) ; “Tuhan, sembuhkanlah cucu hamba dari
sakit yang di deritanya. Tuhan, jika Engkau memperkenankan permohonanku,
ambillah nyawaku yang sudah tua ini dan berikanlah buat cucu hamba, karena dia
belum lama terlahir di dunia ini dan masih belum banyak menikmati indahnya alam
semesta. Saya sebagai Neneknya Tuhan, Ikhlas menggantikan nyawaku dengan
cucuku, Amin!”
Mereka ber Doa dengan penuh ke ikhlasan, dengan berbagai
gejolak dalam jiwa masing-masing, hingga meneteskan air mata.
Pada esok harinya muzizat terjadi di tengah-tengah keluarga
ini, si anak sembuh dari sakitnya. Tapi disayangkan sianak tidak bisa berdiri
tegak dan berjalan seperti sebelumnya. Sebelumnya si anak mampu berdiri dan
berjalan, sekalipun si anak belum begitu mampu untuk berlari, tapi sekarang
dianya belum mampu berdiri hanya merangkak saja. Walaupun begitu kenyataan yang
terjadi, keluarga ini tetap berdoa dan bersyukur pada Tuhan karena si anak
telah disembuhkan dari sakit yg dideritanya, sekalipun sianak tidak mampu
berdiri tegak dengan kedua kakinya dan berjalan seperti biasanya. Keluarga ini
sangat senang dan bahagia, karena si anak telah terlewatkan dan selamat dari
maut yang bisa merenggut nyawa si anak tadinya.
Pembaca yang budiman, dari kisah ini banyak hal yang menjadi
bahan perbandingan pada diri kita.
a.
Rasa kasih
Sungguh hal yang luar biasa, melalui
cerita di atas secara pribadi saya sadar bahwa, begitu besarnya kasih Orang
Tua, keluarga dan juga kasih dari orang-orang sekeliling kita. Kita terlahir
karena kasih dan juga tumbuh dan berkembang juga karena kasih.
Kita di tuntut untuk saling
menyayangi, saling mengasihi baik terhadap keluarga maupun terhadap sesama.
Dunia ini tidak akan aman kalau tidak
ada kasih, coba bayangkan jika tidak ada rasa kasih diantara manusia di muka
bumi ini. Pasti perang tiap hari aka nada, kematian dan kehancuran terjadi
dimana-mana.
“Hanya oleh karena
kasih, kita bisa menikmati indahnya dunia. Tanamkanlah kasih dalam diri anda,
karena kasih akan membawa kita pada kebahagiaan dan ketentraman”.
b.
Rasa Ikhlas
Wujud rasa ke ikhlasan jelas tertuang
pada Doa dari sang Nenek dan Ibu si anak.
Si Nenek ikhlas menggantikan
kehidupannya dengan si anak, si Ibu ikhlas menerima kenyataan apapun yang
terjadi pada diri si anak asalkan anaknya bisa hidup dan tetap berada di
tengah-tengah keluarga mereka.
“Seberat apapun masalah
yang kita hadapi di hidup ini, kita harus ikhlas untuk menerima dan
menjalaninya. Mungkin saja, masalah yang hadir dalam hidup kita hanyalah cobaan
dari Tuhan untuk membuat iman dan diri kita menjadi kuat”.
c.
Rasa Syukur
Nah, pada cerita kisah nyata
kehidupan ini, terlihat jelas rasa syukur yang luar biasa dari keluarga ini.
Apapun kenyataan yang terjadi terhadap diri si anak mereka menerimanya dan
tetap bersyukur.
Mereka tetap berdoa, mengucap syukur
pada Tuhan setelah si anak di sembuhkan walaupun belum bisa berdiri tegak dan
berjalan seperti biasanya.
“Hidup di Dunia ini hanya
sementara, ibarat seorang pengembara dimana dia akan berjalan dan terus
berjalan hingga akhirnya dia akan kembali. Bersyukurlah dalam segala hal,
percayalah bahwa anda akan menikmati hidup ini dengan penuh kebahagiaan”.
Saya berharap besar
pada seluruh pembaca, agar didalam diri dan kepribadian anda tertanam jiwa yang
penuh kasih. Serta menanam dan menumbuh kembangkan rasa ikhlas. Serta besar
harapan saya agar di setiap keadaan yang anda alami, anda mampu bersyukur pada
Tuhan.
Doalah satu-satunya
jembatan terbaik agar kita bisa datang dan menyampaikan segala masalah yang
kita hadapi pada Tuhan. Doa orang yang memiliki kasih, ke ikhlasan dan
ketulusan akan di dengar oleh-Nya.
“Taburkanlah
kasih di mana-mana, jalani dan berjuanglah dalam hidup ini dengan ke ikhlasan
dan bersyukurlah pada hasil yang anda capai, itu artinya anda menikmati
kehidupan”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar