Jumat, 03 Januari 2014

BERTINDAKLAH MEMILIH JALAN KESELAMATAN



Di tengah keluarga yang sangat sederhana, lahirlah seorang anak. Awal kelahirannya, sang Bayi  lahir dengan sehat, layaknya seorang Bayi normal pada umumnya.Keluarga ini sangat bahagia dengan kelahiran Bayi yg sangat lucu dan mungil ini. Keluarga ini selalu berdoa dan bersyukur pada Tuhan atas kelahiran sang Bayi di tengah keluarga mereka, dengan harapan si Bayi Tumbuh menjadi anak yg sehat, takut akan Tuhan dan berguna bagi keluarga dan di tengah-tengah masyarakat.
Sang Bayi pun tumbuh hingga ber usia satu tahun, tapi nasib berkata lain, di usia sang bayi yg masih sangat belia, tiba-tiba demam tinggi menghinggapi tubuh si Bayi. Keluarga sangat khawatir dengan kondisi seperti ini, sampai-sampai mereka membawanya berobat kampung kesana-sini ,di daerah itu.
Karena si anak tak kunjung sembuh, keluarga ini berembuk dan memutuskan untuk membawa si Bayi ke klinik. Hingga ke esokan harinya si anak di bawa ke tempat praktek seorang mantri di daerah itu. Maklum saja, karena layanan kesehatan pada saat itu masih belum canggih seperti sekarang ini.
Alhasil setelah tiba di sana, si anak di periksa oleh Mantri tersebut. Si Mantri sangat kaget dengan tensi si anak yang sangat tinggi. Diapun menyampaikan hal ini kepada keluarga si anak.
Mantri   : Bapak/Ibu, anaknya demam tinggi kalau di biarkan akan berakibat fatal buat si anak dan bisa-bisa susah utk di sembuhkan.
Ortu   : Pak Mantri, lakukan saja yg terbaik. Tolong selamatkan dan obati anak kami, berapapun biaya akan kami usahakan semampu kami.
Mantri   : Ia Bapak/Ibu, saya mengerti. Tapi kita cuman punya dua pilihan.
Ortu   : Tolong Pak, katakan pada kami, apa yang harus kami lakukan.
Mantri  :Jika kita menyuntik si anak untuk menurunkan demamnya, pasti resikonya tinggi. Bisa-bisa ber dampak pada tubuh si anak dan bisa juga si anak lemah mentalnya kelak. Tapi jika kita mencoba mengobati secara kompres, itu sama saja dengan kita menunggu kuasa Tuhan pada diri si anak. Karena menurut saya, panas suhu tubuhnya sudah melampauhi batas normal dan fisik si anak sudah lemah untuk mampu bertahan.
Disaat-saat genting ini, si Ibu mengajak suaminya berdoa agar anaknya selamat dan sembuh dari sakitnya, serta agar mereka diberi kebijakan selaku Orang Tua, apa jalan yang harus mereka pilih buat ke sembuhan anaknya. Karena kepanikannya, akhirnya kedua orang tua itu memutuskan bahwa anaknya di suntik saja.
Ortu  : Di suntik saja Pak, asal anak saya selamat. Apapun keadaannya yg terpenting dia bisa hidup dan ada di tengah-tengah keluarga kami.
Kemudian si Pak Mantri, menyuntik anak tersebut. Hingga secara perlahan demam si anak menurun, dan Pak Mantri mengizinkan mereka  membawa si anak pulang ke rumah untuk dirawat di rumah saja.
Saudara pembaca yang budiman, cerita diatas ingin mengajak saudara untuk ikut berada pada posisi si orang tua, dimana harus segera mengambil keputusan buat anaknya. Sekalipun di beri pilihan berat, dia harus menentukan sikap yang bijaksana agar anaknya selamat dari maut.
Nah, pernahkah anda dihadapkan pada pilihan yang sulit? Jawabnya : pernah, bahkan sering. Disaat kita dihadapkan pada pilihan yang sulit, kita haruslah jeli dalam mengambil tindakan, memikirkan untung dan rugi serta manfaat yg akan kita terima. Maka kita di tuntut untuk mengambil keputusan pasti dan bijaksana. Sesulit apapun pilihan yang di berikan pada anda di hidup ini, haruslah kita menentukan pilihan dan jangan jadi orang yang plin-plan (tak bisa menentukan  arah). Sebagaimana pada cerita di atas, sebagai orang tua harus menentukan sikap dan memilih jalan keluar yang tepat, karena memang si Orang tua harus memilih dan menentukan sikap, demi masa depan si anak.

“Pada kehidupan ini, kita kerap dihadapkan pada banyak pilihan dan jalan yang harus kita lalui. Maka, tentukanlah pilihan anda dengan bijak, yang tentunya anda harus mampu memilih pada jalan yang arahnya keselamatan"
“Jangan berlarut dan terlena pada masalah yang sedang anda hadapi, karena disaat anda terlena masalah akan semakin tumbuh menjadi besar, ibarat luka kecil yang dibiarkan dan tidak segera di obati, hingga akhirnya jadi ter infeksi, yang akan membuat anda mati”
“Orang bodoh akan diam disaat ada masalah, tetapi Orang bijak akan berpikir dan bertindak di saat menghadapi masalah. Karena Orang bodoh hanya diam dan menunggu kehancuran, tetapi Orang bijak akan bertindak dan berusaha untuk jadi pemenang”

Di goresan saya ini, kita dihimbau untuk menentukan pilihan, menentukan jalan yang harus kita lalui. Sesulit apapun masalah yang kita hadapi di kehidupan ini, kita harus bertindak dan keluar dari lingkaran masalah itu. Orang yang hidup di Dunia ini, tidak ada satu pun yang tidak pernah menghadapi masalah. Setiap saat kita di tuntut harus menentukan sikap mulai dari kita terbangun pada pagi hari, hingga kita tidur pada malam hari sekalipun kita akan selalu dihadapkan pada banyak pilihan. Contoh terdekat saja; Kita mau kemana? Mau makan apa dan di mana? Serta apa yang harus kita lakukan dan duluankan hari ini?  Tetapi apapun yang anda pilih, haruslah kearah yg membuat anda, keluarga dan lingkungan pada keselamatan.  

“Ketika kita di beri pilihan, mohon petunjuk pada Tuhan. Agar kita di tuntun kearah pilihan yang tepat”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar