Di tengah keluarga yang sangat sederhana, lahirlah seorang
anak. Awal kelahirannya, sang Bayi lahir
dengan sehat, layaknya seorang Bayi normal pada umumnya.Keluarga ini sangat
bahagia dengan kelahiran Bayi yg sangat lucu dan mungil ini. Keluarga ini
selalu berdoa dan bersyukur pada Tuhan atas kelahiran sang Bayi di tengah
keluarga mereka, dengan harapan si Bayi Tumbuh menjadi anak yg sehat, takut
akan Tuhan dan berguna bagi keluarga dan di tengah-tengah masyarakat.
Sang Bayi pun tumbuh hingga ber usia satu tahun, tapi nasib
berkata lain, di usia sang bayi yg masih sangat belia, tiba-tiba demam tinggi
menghinggapi tubuh si Bayi. Keluarga sangat khawatir dengan kondisi seperti
ini, sampai-sampai mereka membawanya berobat kampung kesana-sini ,di daerah
itu.
Karena si anak tak kunjung sembuh, keluarga ini berembuk dan
memutuskan untuk membawa si Bayi ke klinik. Hingga ke esokan harinya si anak di
bawa ke tempat praktek seorang mantri di daerah itu. Maklum saja, karena layanan
kesehatan pada saat itu masih belum canggih seperti sekarang ini.
Alhasil setelah tiba di sana, si anak di periksa oleh Mantri
tersebut. Si Mantri sangat kaget dengan tensi si anak yang sangat tinggi.
Diapun menyampaikan hal ini kepada keluarga si anak.
Mantri : Bapak/Ibu, anaknya demam tinggi kalau di biarkan akan
berakibat fatal buat si anak dan bisa-bisa susah utk di sembuhkan.
Ortu : Pak Mantri, lakukan saja yg terbaik.
Tolong selamatkan dan obati anak kami, berapapun biaya akan kami usahakan
semampu kami.
Mantri : Ia Bapak/Ibu, saya mengerti. Tapi
kita cuman punya dua pilihan.
Ortu : Tolong Pak, katakan pada kami,
apa yang harus kami lakukan.
Mantri :Jika kita menyuntik si anak untuk
menurunkan demamnya, pasti resikonya tinggi. Bisa-bisa ber dampak pada tubuh si
anak dan bisa juga si anak lemah mentalnya kelak. Tapi jika kita mencoba mengobati
secara kompres, itu sama saja dengan kita menunggu kuasa Tuhan pada diri si
anak. Karena menurut saya, panas suhu tubuhnya sudah melampauhi batas normal
dan fisik si anak sudah lemah untuk mampu bertahan.
Disaat-saat genting ini, si Ibu mengajak suaminya berdoa agar
anaknya selamat dan sembuh dari sakitnya, serta agar mereka diberi kebijakan
selaku Orang Tua, apa jalan yang harus mereka pilih buat ke sembuhan anaknya. Karena
kepanikannya, akhirnya kedua orang tua itu memutuskan bahwa anaknya di suntik
saja.
Ortu : Di suntik saja Pak, asal anak saya
selamat. Apapun keadaannya yg terpenting dia bisa hidup dan ada di
tengah-tengah keluarga kami.
Kemudian si Pak Mantri, menyuntik anak tersebut. Hingga
secara perlahan demam si anak menurun, dan Pak Mantri mengizinkan mereka membawa si anak pulang ke rumah untuk dirawat
di rumah saja.
Saudara pembaca yang budiman, cerita diatas ingin mengajak
saudara untuk ikut berada pada posisi si orang tua, dimana harus segera
mengambil keputusan buat anaknya. Sekalipun di beri pilihan berat, dia harus
menentukan sikap yang bijaksana agar anaknya selamat dari maut.
Nah, pernahkah anda dihadapkan pada pilihan yang sulit?
Jawabnya : pernah, bahkan sering. Disaat kita dihadapkan pada pilihan yang
sulit, kita haruslah jeli dalam mengambil tindakan, memikirkan untung dan rugi
serta manfaat yg akan kita terima. Maka kita di tuntut untuk mengambil
keputusan pasti dan bijaksana. Sesulit apapun pilihan yang di berikan pada anda
di hidup ini, haruslah kita menentukan pilihan dan jangan jadi orang yang
plin-plan (tak bisa menentukan arah).
Sebagaimana pada cerita di atas, sebagai orang tua harus menentukan sikap dan
memilih jalan keluar yang tepat, karena memang si Orang tua harus memilih dan
menentukan sikap, demi masa depan si anak.
“Pada kehidupan ini, kita kerap dihadapkan pada
banyak pilihan dan jalan yang harus kita lalui. Maka, tentukanlah pilihan anda
dengan bijak, yang tentunya anda harus mampu memilih pada jalan yang arahnya
keselamatan"
“Jangan berlarut dan terlena pada masalah yang
sedang anda hadapi, karena disaat anda terlena masalah akan semakin tumbuh
menjadi besar, ibarat luka kecil yang dibiarkan dan tidak segera di obati,
hingga akhirnya jadi ter infeksi, yang akan membuat anda mati”
“Orang bodoh akan diam disaat ada masalah,
tetapi Orang bijak akan berpikir dan bertindak di saat menghadapi masalah.
Karena Orang bodoh hanya diam dan menunggu kehancuran, tetapi Orang bijak akan
bertindak dan berusaha untuk jadi pemenang”
Di goresan saya ini, kita
dihimbau untuk menentukan pilihan, menentukan jalan yang harus kita lalui.
Sesulit apapun masalah yang kita hadapi di kehidupan ini, kita harus bertindak
dan keluar dari lingkaran masalah itu. Orang yang hidup di Dunia ini, tidak ada
satu pun yang tidak pernah menghadapi masalah. Setiap saat kita di tuntut harus
menentukan sikap mulai dari kita terbangun pada pagi hari, hingga kita tidur
pada malam hari sekalipun kita akan selalu dihadapkan pada banyak pilihan.
Contoh terdekat saja; Kita mau kemana? Mau makan apa dan di mana? Serta apa
yang harus kita lakukan dan duluankan hari ini?
Tetapi apapun yang anda pilih, haruslah kearah yg membuat anda, keluarga
dan lingkungan pada keselamatan.
“Ketika kita di beri pilihan, mohon petunjuk
pada Tuhan. Agar kita di tuntun kearah pilihan yang tepat”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar