Jumat, 03 Januari 2014

JANGAN MENGALAH SEBELUM MENCOBA




“Terkadang kita merasa lemah dan tidak memiliki kekuatan dalam sebuah kompetisi, itu karena kita takut kalah, takut gagal dan tidak punya keyakinan untuk menang. Nah, jangan pernah takut dan menyerah begitu saja. Tetapi teruslah berjuang, karena kekuatan hebat yang sebenarnya akan muncul ketika anda menghadapi kesulitan dan memutuskan untuk tidak menyerah.”

Orang yang sukses pastinya pernah mengalami masalah dan rintangan sebelum dia berhasil, tapi mereka berani mencoba dan terus berjuang serta memutuskan untuk tidak menyerah begitu saja sampai impiannya terwujud.
Berhasil atau tidaknya kita dalam mewujudkan mimpi, tidak mungkin kita ketahui  seandainya kita belum pernah mencoba melakukan upaya, usaha dan kerja keras untuk menggapai impian kita tersebut.
Disebuah Desa ada seorang anak yang berusia 12 tahun, anak ini memiliki kelemahan  fisik  yakni;  kakinya yang sebelah kanan cacat akibat penyakit polio yang dideritanya semasih dia bayi.
Anak  ini  memiliki  keinginan  yang  sangat besar dalam dirinya untuk bisa bersepeda. Ketika dia melihat orang lain memakai sepeda keinginannya semakin kuat untuk bisa memakai sepeda juga. Dia berpikir bahwa, mendayung sepeda itu sangat asyik. Suatu hari ketika dia ditinggal sendirian menjaga rumah, dimana kedua orang tuanya pergi bekerja di kebun milik mereka. Si anak mencoba belajar memakai sepeda Bapaknya yang kebetulan ada di depan rumah mereka. Berbagai cara dia lakukan untuk bisa memakai sepeda tersebut, bukannya makin bisa  memakai sepeda, tapi yang terjadi justru sebaliknya; ditangan dan  dikakinya banyak terdapat luka lecet dan memar karena jatuh saat dia mencoba belajar bersepeda.
Orang-orang yang lewat didepan rumah mereka pada saat itu, tertawa melihat tingkah laku konyol  si anak tersebut. Bagaimana  tidak tertawa, mana mungkin anak yang kakinya cacat sebelah bisa memakai sepeda, sementara untuk berjalan saja dia menggunakan bantuan tongkat. Tapi si anak tidak peduli dengan omongan dan tertawaan orang terhadapnya, malah sebaliknya dia terus mencoba dan berusaha dengan berbagai cara. Sampai tidak terasa, hari sudah sore dan orang tua si anak  pulang dari kebun.
Melihat perlakuan si anak yang konyol, si Bapak marah pada anaknya; “Apa yang kamu lakukan, sampai dunia kiamat sekalipun, kamu tidak akan pernah bisa memakai sepeda! Apa kamu tidak sadar akan kondisi kamu?!!”
Si anak akhirnya menghentikan ulahnya, dia terduduk di tanah sambil menangis tersedu-sedu. Entah apa yang dipikirkannya? Sampai-sampainya dia meneteskan air mata, mungkin saja dia sedih karena keadaannya, atau merasa sakit karena di marahi Bapaknya. Si Ibupun datang menghampiri dan si Bapak juga menyusu mendekati si anak, melihat  luka lecet dan memar di tangan dan kaki anaknya, kedua orang tua ini terkejut dan mereka memegang si anak sambil membantunya berdiri. Kedua Orang Tua ini, tak kuasa menahan dan menyembunyikan kesedihannya di depan si anak. Si Bapak akhirnya mengangkat dan menggendong anaknya masuk kedalam rumah, si Ibu mengambil air hangat untuk membasuh luka-luka yang ada pada tubuh si anak.

Kedua Orang Tua si anak menasehati dan memberi pengertian buat anaknya yang satu ini;
Si Bapak : Nak, kaki kamu itu cacat, tidak mungkin kamu bisa memakai sepeda. Untuk berjalan aja kamu susah dan memakai bantuan tongkat, bagaimanaa mungkin kamu bersepeda? Itu mustahil nak…
Si Ibu : Betul Nak, kamu yang sabar ya… Papa dan Mama itu bukan marah sama kamu, tapi ngak tega kalau melihat kamu jatuh, apa lagi sampai luka-luka seperti ini. Lain kali, jangan bermain sepeda lagi ya…
Si Anak : Saya harus bisa Pa/Ma, nanti kalau lukanya sudah sembuh saya coba lagi ya… tapi saya janji tidak akan luka-luka lagi dech.
Si Ibu : Jangan nak, kamu bisa jatuh lagi dan terluka seperti ini lagi nanti, bisa-bisa kaki dan tangan kamu patah kalau jatuh dari sepeda.
Karena takut mengecewakan dan membuat orang tuanya sedih saat itu, si anak mengiyakannya saja. Tapi dalam hatinya dia bertekad akan terus mencoba sampai dia bisa memakai sepeda. Setiap ada kesempatan dan waktu lengah, sianak terus mencoba dan berlatih memakai sepeda tanpa sepengetahuan Orang Tuanya. Sampai suatu saat, akhirnya dia bisa memakai sepeda dan menunjukkan kemampuan bersepedanya dihadapan Orang Tuanya.
Banyak orang yang heran melihat si anak ini bisa memakai sepeda, kedua Orang tuanya pun kagum dan terheran-heran melihat kemampuan si anak bersepeda. Tidak ada satu orang pun yang menduga kalau sianak bisa memakai sepeda, kedua Orang Tuanya kagum melihat upaya dan kerja keras si anak. Bahkan sampai duduk di bangku SMA setelah pindah sekolah, si anak di belikan sepeda sebagai alat transportasinya untuk sampai kesekolah. Bukan hanya itu saja, usaha si anak tidak berhenti begitu saja. Setelah dia remaja dan dewasa, dia berusaha belajar memakai motor dan mobil. Dari hasil kerja keras dan terus berusaha tanpa takut bahwa mungkin ia akan gagal, sekarang dia sudah bisa memakai motor dan bahkan bisa mengemudi mobil.
Pembaca budiman, kisah ini merupakan kisah nyata dari kehidupan saya (penulis). Banyak orang yang dalam hidupnya memilih menyerah pada kaadaan, memilih untuk diam dan tidak mau mengambil resiko. Mereka belum mencoba dan berusaha tapi mereka sudah merasa tidak akan bisa, sikap ini timbul akibat takut akan kegagalan dan takut akan resiko yang terjadi. Mari kita renungkan bersama;  seandainya pada cerita ini si anak takut untuk mencoba, mana mungkin dia bisa memakai sepeda? Jika si anak takut terluka, mana mungkin dia mau  belajar memamakai sepeda? Jika sianak malu akibat tertawaan orang yang melihatnya serta menyerah karena perkataan orang yang menilainya tidak pernah akan bisa, mana mungkin si anak bisa ber sepeda?Tapi akibat tekad dan kehendak yang kuat dalam dirinya serta sikap tidak gampang menyerah, maka muncullah kekuatan besar dalam diri si anak, sampai keinginannya terwujud.
Si anak kerap terjatuh bahkan terluka, tapi dia tidak pernah menyerah untuk belajar dan terus mencoba, sampai akhirnya dia bahagia dengan hasil yang dicapainya untuk mewujudkan mimpinya dapat  bersepeda. Tidak hanya sedikit orang yang takut mengambil resiko dalam hidupnya, mereka tidak pernah menyadari bahwa hidup ini penuh dengan resiko. Apapun yang ingin kita capai dan lakukan, itu pasti ada resikonya.
Mulai saat ini  anda harus merubah keadaan;  membuang  jauh rasa takut anda akan kegagalan, menghindari sifat anda yang gampang menyerah. Rubahlah semua itu dengan menanamkan jiwa pemberani, sikap yang pantang menyerah, dan berani mengambil resiko dalam diri anda. Ada sebuah kalimat bijak mengatakan “NO PAIN, NO GAIN”, yang artinya Tidak Sakit, Tidak ada keuntungan. Mana ada usaha dan keinginan yang tidak memiliki resiko, makan aja resikonya bisa-bisa anda keselek, jalan aja bisa-bisa kaki anda tersandung batu dan jatuh. Semuanya ada resiko, sekarang kita tinggal berupaya untuk memperkecil kemungkinan  dari resiko tersebut.

“Setiap perubahan, meski itu perubahan kearah yang lebih baik, selalu disertai dengan kekurangan dan ketidaknyamanan. (Arnold Bennett, Penulis Inggris)”
“Dia yang menolak perubahan sedang menuju pembusukan. Satu-satunya institusi manusia yang menolak terhadap kemajuan adalah kuburan. (Harold Wilson).
“Berani mencoba atau anda malah memilih untuk mati! Jangan mencoba untuk  tersenyum dan tertawa, anda bisa disangka mengejek. Jangan mencoba untuk bicara, bisa jadi anda salah ucap. Jangan mencoba makan dan minum, anda bisa keselek.  Jika sudah begini, lebih baik anda memilih untuk tidak hidup karena anda pasti akan mati.”
Segala sesuatunya haruslah dimulai dari hal yang kecil, dan dari hal kecil itulah kita melangkah menjadi besar. Maka jangan pernah takut untuk memulai, tetapi teruslah berusaha, sekalipun anda mengalami kegagalan. Jadikanlah kegagalan yang anda alami sebagai pengalaman untuk meraih hasil yang lebih baik lagi, karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar