Orang
yang sukses pastinya pernah mengalami masalah dan rintangan sebelum dia
berhasil, tapi mereka berani mencoba dan terus berjuang serta memutuskan untuk
tidak menyerah begitu saja sampai impiannya terwujud.
Berhasil
atau tidaknya kita dalam mewujudkan mimpi, tidak mungkin kita ketahui seandainya kita belum pernah mencoba melakukan
upaya, usaha dan kerja keras untuk menggapai impian kita tersebut.
Disebuah
Desa ada seorang anak yang berusia 12 tahun, anak ini memiliki kelemahan fisik
yakni; kakinya yang sebelah kanan
cacat akibat penyakit polio yang dideritanya semasih dia bayi.
Anak ini
memiliki keinginan yang
sangat besar dalam dirinya untuk bisa bersepeda. Ketika dia melihat
orang lain memakai sepeda keinginannya semakin kuat untuk bisa memakai sepeda
juga. Dia berpikir bahwa, mendayung sepeda itu sangat asyik. Suatu hari ketika
dia ditinggal sendirian menjaga rumah, dimana kedua orang tuanya pergi bekerja
di kebun milik mereka. Si anak mencoba belajar memakai sepeda Bapaknya yang
kebetulan ada di depan rumah mereka. Berbagai cara dia lakukan untuk bisa
memakai sepeda tersebut, bukannya makin bisa
memakai sepeda, tapi yang terjadi justru sebaliknya; ditangan dan dikakinya banyak terdapat luka lecet dan
memar karena jatuh saat dia mencoba belajar bersepeda.
Orang-orang
yang lewat didepan rumah mereka pada saat itu, tertawa melihat tingkah laku
konyol si anak tersebut. Bagaimana tidak tertawa, mana mungkin anak yang kakinya
cacat sebelah bisa memakai sepeda, sementara untuk berjalan saja dia menggunakan
bantuan tongkat. Tapi si anak tidak peduli dengan omongan dan tertawaan orang
terhadapnya, malah sebaliknya dia terus mencoba dan berusaha dengan berbagai
cara. Sampai tidak terasa, hari sudah sore dan orang tua si anak pulang dari kebun.
Melihat
perlakuan si anak yang konyol, si Bapak marah pada anaknya; “Apa yang kamu
lakukan, sampai dunia kiamat sekalipun, kamu tidak akan pernah bisa memakai
sepeda! Apa kamu tidak sadar akan kondisi kamu?!!”
Si
anak akhirnya menghentikan ulahnya, dia terduduk di tanah sambil menangis
tersedu-sedu. Entah apa yang dipikirkannya? Sampai-sampainya dia meneteskan air
mata, mungkin saja dia sedih karena keadaannya, atau merasa sakit karena di
marahi Bapaknya. Si Ibupun datang menghampiri dan si Bapak juga menyusu mendekati
si anak, melihat luka lecet dan memar di
tangan dan kaki anaknya, kedua orang tua ini terkejut dan mereka memegang si
anak sambil membantunya berdiri. Kedua Orang Tua ini, tak kuasa menahan dan
menyembunyikan kesedihannya di depan si anak. Si Bapak akhirnya mengangkat dan
menggendong anaknya masuk kedalam rumah, si Ibu mengambil air hangat untuk
membasuh luka-luka yang ada pada tubuh si anak.
Kedua
Orang Tua si anak menasehati dan memberi pengertian buat anaknya yang satu ini;
Si
Bapak : Nak, kaki kamu itu cacat, tidak
mungkin kamu bisa memakai sepeda. Untuk berjalan aja kamu susah dan memakai
bantuan tongkat, bagaimanaa mungkin kamu bersepeda? Itu mustahil nak…
Si
Ibu : Betul Nak, kamu yang sabar ya… Papa
dan Mama itu bukan marah sama kamu, tapi ngak tega kalau melihat kamu jatuh,
apa lagi sampai luka-luka seperti ini. Lain kali, jangan bermain sepeda lagi
ya…
Si
Anak : Saya harus bisa Pa/Ma, nanti kalau
lukanya sudah sembuh saya coba lagi ya… tapi saya janji tidak akan luka-luka
lagi dech.
Si
Ibu : Jangan nak, kamu bisa jatuh lagi
dan terluka seperti ini lagi nanti, bisa-bisa kaki dan tangan kamu patah kalau
jatuh dari sepeda.
Karena
takut mengecewakan dan membuat orang tuanya sedih saat itu, si anak
mengiyakannya saja. Tapi dalam hatinya dia bertekad akan terus mencoba sampai
dia bisa memakai sepeda. Setiap ada kesempatan dan waktu lengah, sianak terus
mencoba dan berlatih memakai sepeda tanpa sepengetahuan Orang Tuanya. Sampai
suatu saat, akhirnya dia bisa memakai sepeda dan menunjukkan kemampuan bersepedanya
dihadapan Orang Tuanya.
Banyak
orang yang heran melihat si anak ini bisa memakai sepeda, kedua Orang tuanya
pun kagum dan terheran-heran melihat kemampuan si anak bersepeda. Tidak ada
satu orang pun yang menduga kalau sianak bisa memakai sepeda, kedua Orang
Tuanya kagum melihat upaya dan kerja keras si anak. Bahkan sampai duduk di
bangku SMA setelah pindah sekolah, si anak di belikan sepeda sebagai alat
transportasinya untuk sampai kesekolah. Bukan hanya itu saja, usaha si anak
tidak berhenti begitu saja. Setelah dia remaja dan dewasa, dia berusaha belajar
memakai motor dan mobil. Dari hasil kerja keras dan terus berusaha tanpa takut
bahwa mungkin ia akan gagal, sekarang dia sudah bisa memakai motor dan bahkan
bisa mengemudi mobil.
Pembaca
budiman, kisah ini merupakan kisah nyata dari kehidupan saya (penulis). Banyak
orang yang dalam hidupnya memilih menyerah pada kaadaan, memilih untuk diam dan
tidak mau mengambil resiko. Mereka belum mencoba dan berusaha tapi mereka sudah
merasa tidak akan bisa, sikap ini timbul akibat takut akan kegagalan dan takut
akan resiko yang terjadi. Mari kita renungkan bersama; seandainya pada cerita ini si anak takut
untuk mencoba, mana mungkin dia bisa memakai sepeda? Jika si anak takut
terluka, mana mungkin dia mau belajar
memamakai sepeda? Jika sianak malu akibat tertawaan orang yang melihatnya serta
menyerah karena perkataan orang yang menilainya tidak pernah akan bisa, mana
mungkin si anak bisa ber sepeda?Tapi akibat tekad dan kehendak yang kuat dalam
dirinya serta sikap tidak gampang menyerah, maka muncullah kekuatan besar dalam
diri si anak, sampai keinginannya terwujud.
Si
anak kerap terjatuh bahkan terluka, tapi dia tidak pernah menyerah untuk
belajar dan terus mencoba, sampai akhirnya dia bahagia dengan hasil yang
dicapainya untuk mewujudkan mimpinya dapat
bersepeda. Tidak hanya sedikit orang yang takut mengambil resiko dalam
hidupnya, mereka tidak pernah menyadari bahwa hidup ini penuh dengan resiko.
Apapun yang ingin kita capai dan lakukan, itu pasti ada resikonya.
Mulai
saat ini anda harus merubah
keadaan; membuang jauh rasa takut anda akan kegagalan,
menghindari sifat anda yang gampang menyerah. Rubahlah semua itu dengan
menanamkan jiwa pemberani, sikap yang pantang menyerah, dan berani mengambil
resiko dalam diri anda. Ada sebuah kalimat bijak mengatakan “NO PAIN, NO GAIN”,
yang artinya Tidak Sakit, Tidak ada keuntungan. Mana ada usaha dan keinginan
yang tidak memiliki resiko, makan aja resikonya bisa-bisa anda keselek, jalan
aja bisa-bisa kaki anda tersandung batu dan jatuh. Semuanya ada resiko,
sekarang kita tinggal berupaya untuk memperkecil kemungkinan dari resiko tersebut.
“Setiap perubahan, meski
itu perubahan kearah yang lebih baik, selalu disertai dengan kekurangan dan
ketidaknyamanan. (Arnold Bennett, Penulis Inggris)”
“Dia yang menolak
perubahan sedang menuju pembusukan. Satu-satunya institusi manusia yang menolak
terhadap kemajuan adalah kuburan. (Harold Wilson).
“Berani mencoba atau anda
malah memilih untuk mati! Jangan mencoba untuk
tersenyum dan tertawa, anda bisa disangka mengejek. Jangan mencoba untuk
bicara, bisa jadi anda salah ucap. Jangan mencoba makan dan minum, anda bisa
keselek. Jika sudah begini, lebih baik
anda memilih untuk tidak hidup karena anda pasti akan mati.”
Segala
sesuatunya haruslah dimulai dari hal yang kecil, dan dari hal kecil itulah kita
melangkah menjadi besar. Maka jangan pernah takut untuk memulai, tetapi
teruslah berusaha, sekalipun anda mengalami kegagalan. Jadikanlah kegagalan
yang anda alami sebagai pengalaman untuk meraih hasil yang lebih baik lagi,
karena kegagalan adalah keberhasilan yang tertunda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar